Monday, October 18, 2010

jenis-jenis reaktor kimia....*chem engg

Oke deh, hari ini saya akan membahas sedikit mengenai mata kuliah saya di teknik kimia, karena ini akan diujikan besok maka saya akan mencoba sedikit menulis mengenai mata kuliah ini.

Well, perlu kawan-kawan ketahui bahwa definisi secara simpel (sederhana) dari reaktor adalah wadah (biasanya disebut bejana) tempat terjadinya reaksi. Reaksi itu sendiri bisa reaksi kimia ataupun reaksi nuklir, yang jeals tidak terjadi reaksi fisika. why ? hmmm kenapa ya, hehehe saya juga tidak tahu, tapi inikata dosen saya lo, kalau mau protes silakan aja langsung ke web beliau, ada kok linknya di side bar kanan, hehehe cari aja ibu muthia.

Karena ini membahas mengenai reaktor kimia, maka definisi sederhananya, adalah suatu bejana tempat terjadinya reaksi, baik skla besar ataupun kecil. kalo kawan2 pernah mengikuti praktikum kimia dasar, pernah pernah kan mencampur suatu zat dalam tabung reaksi, kalo pernah, berarti tabung reaksi juga bisa disebut dengan reaktor kimia, hehehe sederhana sekali kan.

Emang sederhana kawan, tapi kalau sudah masuk dalam contoh soal atau perhitungan, tanpa basic yang kuat, insyaallah bakalan KO, hehehe.

Lanjut....

Reaktor kimia itu punya banyak macam kawan (baca:jenis), hah? tergantung dari apa yang akan kita reaksikan, konversi yang diinginkan, dan berbagai variabel lainnya. Hmm tambah susah ya?
tenang aja saya yang tukang tulis juga masih bingung nih, jadi kita sama dunk...hehehehe

Untuk pendekatan perhitungan reaktor pada umumnya ada 2 (didapat dari situsnya wikipedia), yaitu :
1. Reaktor alir tangki berpengaduk (RATB) atau continous stired tank reactor (CSTR)
2. Reaktor alir pipa (RAP) atau plug flow reaktor (PFR)

kita bahas satu persatu,

-Reaktor alir tangki berpengaduk (RATB) atau continous stired tank reactor (CSTR)

Reaktor ini biasa disebut dengan reaktor tangki ideal berpengaduk, kenapa disebut seperti itu? karena dalam reaktor ini, umpan masuk sama dengan produk keluar, kalau tidak sama tentu jumlah dalam tangki (bejana) tersebut akan bertambah atau berkurang. Dan itu berpengaruh dalam kestabilitasan jumlah produk, yaa sederhananya bisa diasumsikan bahwa ada yang tidak beres dalam reaktor tersebut. hehehe (dan ini sangat berpengaruh dalam perhitungan)

Hmm biasanya, pada reaktor model seperti ini, pengadukan dianggap rata di semua bagian, sehingga komposisi produk yang keluar sama dengan komposisi bahan yang ada di dalam reaktor. Gimana kawan? udah lumayan ngerti kan? kalo belum, berarti harus banyak2 baca referensi lagi, oke.

Untuk mendapatkan hasil konversi yang maksimal (tergantung banyak hal sih), biasanya model seperti ini menggunakan banyak reaktor, dan disusun secara seri. Dengan adanya reaktor yang disusun seperti ini memungkinkan konversi ke produk menjadi lebih besar dibandingkan dengan menggunakan reaktor tunggal.

- Reaktor alir pipa

Biasanya penggunaan model seperti ini digunakan untuk reaktan berfase gas, dan perlu kawan-kawan ketahui, reaksi kimia tersebut terjadi sepanjang pipa, jadi semakin panjang pipa maka konversinya juga semakin tinggi. Hmm tapi tidak segampang itu mengasumsikannya kawan. dalam suatu reaksi terdapat titik optimum, artinya kita perlu mengetahui tentunya dengan menganilisis, di mana titik optimum itu berada, sehingga tidak membuang2 energi, karena pada treaktor jenis ini, konversinya terjadi secara gradien (ngerti kan secara gradien) di mana pada saat awal kecepatan reaksinya cepat namun seiring panjang pipa (melewati titik optimum) jumlah reaktan tersebut akan berkurang dan kecepatan reaksinya pun akan semakin lambat. Wah...wah... tambah sulit ya, atau emang saya yang tidak bisa menuliskannya dengan baik. ya udah saya akan berusaha agar pembahasannya lebih komprehensif.
*http://sulae.blogspot.com/2008/04/jenis-jenis-reaktor-kimia.html

0 komentar:

Post a Comment